ARTICLE AD BOX
Ketua ST Tri Samaya, Putu Yoga Pramana Putra (22), mengungkapkan bahwa lomba mancing ini merupakan salah satu program kerja ST sebagai upaya kreatif dalam menghimpun dana untuk mendukung berbagai kegiatan organisasi selama satu tahun ke depan. Tahun 2025 menjadi tahun kedua pelaksanaan lomba mancing oleh ST Tri Samaya setelah kesuksesan serupa pada tahun sebelumnya.
"Lomba mancing ini adalah bagian dari inovasi kami untuk memberikan hiburan, mempererat kebersamaan, serta mendukung operasional organisasi," ujar Yoga.
Para peserta memperebutkan hadiah menarik berupa uang tunai, dengan total lebih dari Rp 10 juta. Untuk kategori ikan terberat, pemenang pertama membawa pulang Rp 2 juta, sedangkan juara II hingga V memperoleh hadiah berturut-turut sebesar Rp 1,5 juta, Rp 1 juta, Rp 300 ribu, dan Rp 200 ribu. Selain itu, tersedia hadiah undian uang tunai dengan nominal tertinggi hingga Rp 1,5 juta, serta hadiah spesial berupa ikan berpita yang menjadi daya tarik tersendiri.
Yoga menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya tentang kompetisi, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi lokal. Sebelum dan sesudah perlombaan, panitia bersama peserta melakukan pembersihan area sungai untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Selain hiburan, kegiatan ini mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sungai. Kami juga senang dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar melalui kehadiran pedagang, penyedia jasa parkir, dan penjual peralatan memancing," jelas Yoga.
Dari sisi sosial, lomba ini berhasil menciptakan suasana harmonis di tengah masyarakat. Warga dari berbagai kalangan ikut serta baik sebagai peserta maupun penonton, menjadikan acara ini ajang mempererat kebersamaan dan memperkuat semangat gotong royong.
Lomba mancing ini berlangsung dengan sistem dua sesi tebar ikan, masing-masing berdurasi satu jam. Total sebanyak 800 kilogram ikan dilepas, termasuk kategori ikan skor dan ikan master yang menjadi tantangan menarik bagi peserta. Penilaian didasarkan pada berat ikan yang ditangkap, dengan waktu penimbangan sebagai penentu jika terjadi kesamaan bobot.
Menurut Yoga, lokasi Tukad Pengubengan dipilih karena sudah dikenal luas sebagai tempat lomba mancing yang strategis dan didukung penuh oleh pengelola lokasi.
Yoga berharap lomba mancing ini terus berlanjut dan menjadi salah satu kegiatan rutin yang bukan hanya sebagai ajang hiburan, tetapi juga bermanfaat untuk mempererat hubungan masyarakat, mendukung pelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sungai.
Ke depannya, Yoga menyampaikan beberapa hal untuk dievaluasi, seperti pengelolaan waktu perlombaan agar lebih efisien dan penyediaan fasilitas tambahan untuk kenyamanan peserta serta pengunjung.
Sebagai informasi tambahan, bibit ikan untuk acara ini diperoleh dari MM Farm, Denpasar, yang sudah berpengalaman dalam menyediakan ikan berkualitas tinggi.
Selain lomba mancing, ST Tri Samaya juga aktif mengadakan berbagai kegiatan kreatif lainnya, seperti bazar duduk dan lomba layangan, yang ditujukan untuk hiburan sekaligus penggalangan dana. Semangat gotong royong dan inovasi dari generasi muda Banjar Sakah ini patut diacungi jempol sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap komunitas mereka. *m03