FPRB Tanjung Benoa Perkenalkan Peran Kulkul di World Bosai Forum 2025

12 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Kehadiran FPRB Tanjung Benoa dalam forum ini merupakan undangan dari United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengisi sesi bertajuk Tsunami Preparedness Across Asia-Pacific: Digital Tool and Lessons from School Tsunami Evacuation Drills.

Ketua FPRB Tanjung Benoa I Wayan Deddy Sumantra, mengatakan bahwa kulkul memiliki peran penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, khususnya tsunami. Dalam sesi yang berlangsung pada 9 Maret 2025, Deddy memaparkan tantangan serta langkah-langkah mitigasi tsunami di Tanjung Benoa. Sebagai kawasan wisata dengan risiko tinggi terhadap tsunami akibat potensi gempa berkekuatan hingga 8,5 magnitudo, sistem peringatan dini yang cepat dan efektif sangat diperlukan.

“Berdasarkan skenario terburuk, gelombang tsunami setinggi lebih dari tiga meter dapat melanda seluruh wilayah Tanjung Benoa. Oleh karena itu, sistem peringatan dini berbasis komunitas menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko korban jiwa,” ujarnya, Selasa (11/3).

Deddy melanjutkan, kulkul merupakan alat komunikasi tradisional masyarakat Bali berupa kentongan kayu atau bambu yang digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk sebagai sistem peringatan dini dalam situasi darurat. Dalam latihan evakuasi tsunami di Tanjung Benoa, pola pukulan kulkul telah dikembangkan untuk memberikan sinyal khusus bagi masyarakat agar segera melakukan evakuasi.

“Kami telah menetapkan pola pukulan kulkul yang berbeda untuk setiap jenis ancaman, seperti gempa bumi, kebakaran, dan tsunami. Dengan cara ini, masyarakat dapat langsung mengenali bahaya yang sedang terjadi dan mengambil tindakan yang tepat,” ungkap Deddy.

Selain mempertahankan warisan budaya, integrasi kulkul dengan sistem peringatan modern menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas penyebaran informasi kebencanaan. Kombinasi teknologi dan tradisi ini diharapkan dapat mempercepat respons masyarakat dalam menghadapi bencana. Melalui berbagai uji coba dan musyawarah, telah dikembangkan pola pukulan kulkul yang berbeda untuk setiap jenis ancaman, seperti gempa bumi, kebakaran, dan tsunami.

Deddy sebagai perwakilan FPRB Tanjung Benoa menyampaikan apresiasi kepada UNDP yang menanggung seluruh biaya perjalanan, termasuk tiket pesawat, akomodasi, dan konsumsi selama acara berlangsung. Dukungan dari Sekretaris Daerah dan Bupati Badung juga disebut turut berperan dalam kelancaran partisipasi ini.

“Kehadiran FPRB Tanjung Benoa dalam World Bosai Forum 2025 menjadi kesempatan berharga untuk berbagi pengalaman kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas serta memperkuat kerja sama global dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap tsunami,” katanya. 7 ol3
Read Entire Article