ARTICLE AD BOX
Kuta menuturkan, berdirinya dojang ini tak lepas dari pesan anaknya sebelum meninggal. Almarhum ingin menjadi pelatih taekwondo saat besar nanti. “Anak saya adalah atlet taekwondo. Dengan kegigihannya ia berhasil mendulang medali dari tingkat daerah hingga nasional,” ujar Kuta di sela-sela HUT ke-1 Dojang Jagad Satria, Sabtu (21/12) malam.
Namun berjalannya waktu, anaknya yang bernama Jagad Satria terkena musibah. Diagnosa dokter, anak bungsunya alergi obat. Di usia 14 tahun dia harus opname selama 20 hari di rumah sakit. “Nyawa anak saya tidak tertolong, dia mendahuli kami, saat itu masih kelas 2 SMP,” tuturnya.
Atas musibah itu, Kuta sebagai orang tua ingin mewujudkan keinginan anaknya. “Saya pernah mendengar keinginannya. Suatu saat nanti dia ingin menjadi pelatih taekwondo. Sebagai orang tua saya mewujudkan cita-citanya,” ujar Kuta. Akhirnya berdiri perkumpulan Taekwondo Dojang Jagad Satria.
Untuk melatih anak-anak, Kuta dibantu oleh pelatih dari perkumpulan Taekwondo Gamarga. “Kebetulan juga didukung oleh pemerintah desa. Desa mendanai peralataan. Akhirnya sepakat mendirikan Jagad Satria Taekwondo Club yang diambil dari nama anak saya,” jelasnya.
Setahun berdiri, Jagad Satria menunjukkan keseriusannya, berhasil mengukir prestasi. Mendapatkan medali pada setiap ajang. Mengikuti kejuaran Gianyar Cup, Porjar Kabupaten Gianyar, Porjar Provinsi Bali, Balltik, dan Ngurah Arta Cup.
“Paling membanggakan keluar sebagai juara umum pertama Ngurah Arta Cup,” ujarnya didampingi para orangtua yang anaknya ikut perkumpulan tersebut. Saat ini sekitar 50 anak se-Desa Singapadu Tengah ikut berlatih taekwondo dan mendapat dukungan dari pemerintah desa.
“Perkumpulan taekwondo ini sangat membanggakan bagi kami. Harapannya anak-anak Singapadu Tengah dapat mendulang prestasi. Kami juga menyiapkan dukungan dan masuk ke dalam APBDes Desa Singapadu Tengah,” ujar Perbekel Desa Singapadu Tengah, I Made Demontara. 7 nvi